Kamis, 11 November 2010

Mesin Screamer VS Big Bang


Mesin Screamer adalah mesin yang tidak konvensional di wikipedia dijelaskan dengan mudah yaitu “This is achieved by changing the ignition timing sometimes in combination with a change in crackpin angle” akibatnya suara motor lebih berubah dan tenaga motor menjadi sangat liar dan sulit dikontrol. Tetapi sisi positifnya motor akan sangat bertenaga meski buritan motor sering goyang inul :lol: yang jelas bagi pembalap muda cuma Stoner yang senang menggunakan mesin tipe ini, lainya tidak. Umumnya mesin screamer disukai pembalap era 90an seperti Doohan dan Troy Bayliss, terlepas ia baru menikmati kejayaan di era 2000an !


Wikipedia menjelaskan bahwa Big bang adalah ”A Four-cylinder engine with a regular firing interval is sometimes referred to as a screamer” Nah mesin ini memiliki penyaluran tenaga lebih “wajar” namun power deliveri sering kali membuat motor mengalami Slide pada ban belakang :D Sebagai raja tikungan Rossi menggemari mesin ini. Kebanyakan pembalap modern lebih menyukai teknologi big bang ketibang screamer yang liar. Apapaun yang jelas Ducati menyiapkan segalanya untuk Rossi musim depan, dan itu dimulai di Valencia

Diputaran tinggi, power mesin screamer lebih sulit dikendalikan daripada mesin big bang.
Karena tiap interval 180 derajat putaran kruk as terjadi langkah usaha.
Beda dengan mesin big bang, 2 ledakan terjadi berurutan (hampir bersamaan) tapi setelah itu ada interval yang cukup lama sebelum terjadi 2 ledakan berurutan berikutnya.
Itulah kenapa ada yang menyebutnya big bang dan ada yang menyebutnya long bang.

Makin sulit mengendalikan mesin screamer pada saat di tikungan, dimana throttle ditutup saat masuk tikungan, menjaga rpm di tengah tikungan, dan membukan throttle di ujung tikungan agar diperoleh keuntungan akselerasi.
Sehingga menaklukkan mesin screamer butuh tenaga dan konsentrasi lebih, apalagi saat terjadi dog fight dimana titik pengereman dan akselerasi tergantung juga posisi dan pergerakan lawan.

Ini yang menyebabkan M1 800 cc, sebagai satu-satunya mesin big bang yang melawan mesin screamer Ducati & Honda, begitu lincah ditikungan dan membuat pembalapnya unggul saat dog fight dan tidak kelelahan di akhir balapan.

Keunggulan lainnya dari mesin big bang adalah ban yang lebih awet dipakai balapan karena adanya jeda yang cukup lama (dibanding screamer) ban menerima hentakan power dari mesin.

Ada empat kejadian yang menegaskan kalau mesin big bang lebih lembut dari mesin screamer.
Sebaliknya mesin screamer lebih mudah menggapai power dan lebih mudah menaikkan putaran mesin.

Pertama di tahun 1992 saat NSR500 akhirnya meruntuhkan hegemoni YZR500.
Saat itu mesin big bang NSR500 membuat Doohan lebih mudah mengendalikan motornya di tikungan, area yang selama ini membuatnya kalah bersaing melawan Rainey maupun Schwantz.

Kedua, di tahun 1998.
Saat adanya perubahan regulasi penurunan oktan fuel yang dipakai di GP500.
Karena turunnya nilai oktan otomatis akan mengurangi energi pembakaran yang dihasilkannya, Honda terpaksa kembali ke mesin screamer untuk mengkompensasi penurunan power ini.

Ketiga, di tahun 2002.
Era dimana pertama kali kejuaraan grand prix kembali ke era 4T dengan kapasitas mesin 990cc.
Sadar bahwa kapasitas sebesar itu menghasilkan power yang besar dan kompresi yang lebih tinggi yang membuat motor akan sulit direm dan dikendalikan di tikungan dibandingkan motor 2T, semua pabrikan peserta MotoGP memilih mesin big bang untuk motornya.

Keempat, di tahun 2007.
Saat kapasitas mesin motor MotoGP diturunkan dari 990cc ke 800cc, semua pabrikan Jepang memilih tetap menggunakan mesin big bang karena memprediksi dengan turunnya kapasitas dan pastinya power, kecepatan dan kelincahan di tikungan menjadi kunci kemenangan.
Ternyata Ducati berpikiran lain.
Soal tikungan biar pembalap yang mengatur, tapi keunggulan power & akselerasi mesin screamer bisa dimaksimalkan untuk meninggalkan lawan di trek lurus.
Ternyata pilihan Ducati yang terbukti benar. Klop dengan skill dan karakter membalap Stoner yang baru setahun pindah dari kelas 250cc yang powernya lebih meledak-ledak kas 2T. Tapi tidak cocok dengan riding style Capirossi yang sudah terlalu lama memakai mesin big bang.
2008 akhirnya semua pabrikan Jepang kecuali Yamaha pelan-pelan meriset mesin screamer.
Honda & Suzuki akhirnya benar-benar beralih ke mesin screamer. Kawazaki keburu mundur.
Malah Yamaha yang keukeuh mengembangkan mesin big bang yang menuai sukses…

Jadi mau pilih akselerasi & top speed atau kelincahan di tikungan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar